Merdeka kerna simpati
Bulan ini negara ku merdeka. untuk ke lima puluh kalinya. Bulan ini aku kesal. untuk pertama kalinya.
aku ini simpati
dengan diri, bumi, hari
yang dibiar pergi
tanpa janji atau niat yang kukuh
untuk kembali
pada yang asal yang tulen dan yang asli
aku ini simpati
pada setiap generasi
yang dulu gagah membara
yang kini letih terpesong
apa patut aku berdiam diri?
atau berteriak sepenuh hati
walau tahunya aku satu suara tak mungkin kan tenggelam bunyinya trafik
bunyinya musik
bunyinya peluh yang menitih
bunyinya keluh suara yang sangsi
siapa aku diantara seribu yang berharap
adakah duniaku terlalu sibuk mencari rezeki
atau terlalu lalai mencari sebab
mengapa, dimana, siapa, bagaimana?
aku ini simpati
kerna tau namun masih disini
tak beganjak tak berprinsip
takut
gentar
segan
salah itu terlalu besar
terlalu gagah untuk aku tepis begitu saja
berkecai semangat kononnya darah muda
di usik sedikit
teruji setia
mengapa harus begini?
dimana asasnya jati diri?
siapa yang mungkin peduli?
bagaimana harus kami sedari?
kembali lagi
lalai mencari sebab
yang tiada jawapan
yang bersoalkan dalih
aku ini simpati
bertahun darah peluh azamku bercampur mengalir
namun tak setitik pun ku tumpahkan untuk pertiwi
aku ini simpati
pada kami yang meraung
merengek
ingin mendikarikan diri
namun lupa keupayaan sendiri
biar dikata jahil
biar dikata sadist
aku sedar
aku ini simpati
pada diri sendiri
pada bumi
pada generasi ini
jangan salahkan yang diatas
yang memberi
yang menghalang
yang menunjuk
yang kata harus
yang kata haram
salahkan saja yang didalam
yang duduk diam membisu
yang membebel dibalik senyuman
yang benci dibalik huluran
yang patah dibalik keredaan
salahkan saja yang didalam
yang kalau dipandang
terasa bisanya
on a time-lagging lighter note..
Happy Merdeka people!
Happy 50th Malaysia!
aku ini simpati
dengan diri, bumi, hari
yang dibiar pergi
tanpa janji atau niat yang kukuh
untuk kembali
pada yang asal yang tulen dan yang asli
aku ini simpati
pada setiap generasi
yang dulu gagah membara
yang kini letih terpesong
apa patut aku berdiam diri?
atau berteriak sepenuh hati
walau tahunya aku satu suara tak mungkin kan tenggelam bunyinya trafik
bunyinya musik
bunyinya peluh yang menitih
bunyinya keluh suara yang sangsi
siapa aku diantara seribu yang berharap
adakah duniaku terlalu sibuk mencari rezeki
atau terlalu lalai mencari sebab
mengapa, dimana, siapa, bagaimana?
aku ini simpati
kerna tau namun masih disini
tak beganjak tak berprinsip
takut
gentar
segan
salah itu terlalu besar
terlalu gagah untuk aku tepis begitu saja
berkecai semangat kononnya darah muda
di usik sedikit
teruji setia
mengapa harus begini?
dimana asasnya jati diri?
siapa yang mungkin peduli?
bagaimana harus kami sedari?
kembali lagi
lalai mencari sebab
yang tiada jawapan
yang bersoalkan dalih
aku ini simpati
bertahun darah peluh azamku bercampur mengalir
namun tak setitik pun ku tumpahkan untuk pertiwi
aku ini simpati
pada kami yang meraung
merengek
ingin mendikarikan diri
namun lupa keupayaan sendiri
biar dikata jahil
biar dikata sadist
aku sedar
aku ini simpati
pada diri sendiri
pada bumi
pada generasi ini
jangan salahkan yang diatas
yang memberi
yang menghalang
yang menunjuk
yang kata harus
yang kata haram
salahkan saja yang didalam
yang duduk diam membisu
yang membebel dibalik senyuman
yang benci dibalik huluran
yang patah dibalik keredaan
salahkan saja yang didalam
yang kalau dipandang
terasa bisanya
on a time-lagging lighter note..
Happy Merdeka people!
Happy 50th Malaysia!
Comments
Post a Comment